Rabu, 26 Agustus 2015|11:51:50 WIB
RADAR BISNIS - Akibat kemarau panjang yang berdampak 200.000 hektar areal persawahan padi, Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan saat ini tercatat sudah ada 30.000 hektar sawah yang gagal panen atau puso. Jumlah ini terus bertambah dari data sebelumnya, atau hampir naik 70% dari posisi pertengahan Agustus.
"Tadi di rapat pimpinan, terakhir laporan kan ada 25.000 hektar, saat kita catat puso sudah 30.000 hektar. paling banyak di daerah penghasil padi tentunya yang ada di Jawa Tengah dan Jawa Barat," kata Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman ditemui di kantor Kementan, Jalan RM Harsono, Ragunan, Jakarta, Selasa (25/8/2015).
Amran mengungkapkan, dampak kekeringan akibat fenomena El Nino ini hanya terjadi daerah bagian Selatan Khatulistiwa. Sementara untuk daerah pertanian yang berada di sisi Utara Ekuator justru hampir tidak mengalami kekeringan yang berarti.
Ia juga menyebut, aksi bagi-bagi pompa air dan pembangunan embung oleh Kementan telah berhasil menyelamatkan puluhan ribu hektar di Jawa Tengah dan Jawa Timur terbebas dari dampak El Nino.
"Karena puso nambah kering. Tapi yang dari evaluasi ini teman-teman bekerja luar biasa. Kita menyelamtakan puluhan ribu hektar, di Grobogan bangun 1000 embung, ada juga Indramayu 11.000 hektar berhasil diairi. Di Cirebon, Pati, Bojongnegoro juga, pokoknya semua potensi sumber daya kita maksimalkan," tutup Amran.
Amran mengatakan pihaknya selama ini tak dinggal diam. Sudah ada beberapa upaya konkret di lapangan.
"Kita memang kehilangan 25.000-30.000 hektar, tapi kita melakukan juga percepatan tanam baru di Kalimantan dan Sumatra yang tidak terkena El Nino. Alhamdulillah lahan puso digantikan tambahan tanam April-September sebesar 260.000 hektar (area tanam)," kata Amran.
Amran menuturkan, tambahan luas tanam baru tersebut lebih dari cukup guna mengganti defisit gabah akibat kegagalan panen selama kemarau tahun ini.
Tambahan luasan tanam baru tersebut, sambung Amran, berasal dari sawah-sawah baru yang diolah dari mengeringnya daerah rawa-rawa dan lebak pasang surut air laut di Kalimantan dan Sumatra.
"Di rawa dan lebak pasang surut. Kami tahu persis, justru kekeringan ini jadi berkah buat petani yang ada di Kalimantan dan Sumatra. Ada lahan baru yang bisa ditanam karena kekeringan panjang. Puso 30.000 hektar, tapi di tempat lain malah nambah 260.000 hektar. Sumatera Selatan paling besar sampai 59.000 hektar," terang Amran.
Strategi lainnya, menurut Amran, adalah aksi bagi-bagi 21.000 pompa air dan penambahan ribuan embung atau sumur dangkal di sentra-sentra produksi padi, seperti Jawa Tengah dan Jawa Barat.
"Itu strategi saya. Yang kena El Nino kan di Selatan Khatulistiwa saja, makanya kita optimalkan dengan pompa air dan embung. Kemudian long storage, terakhir kita upayakan hujan buatan, di Bogor juga sudah hujan kok. Pokoknya seluruh potensi kita kerahkan," katanya. (cnn/fn)